To whom it may concern,
Hai. Perjuangan. Kata kerjanya, berjuang. Seseorang kalau ingin berhasil, ia harus berjuang. Seseorang yang punya tujuan, pasti ia melakukan perjuangan. Ketika kita berjuang, pasti ada pula beberapa hal yang dikorbankan. Entah itu waktu, tenaga, maupun uang. Ketika kita berjuang, ada resiko dan konsekuensi yang harus diambil. Karena ketika kita berjuang, kita tahu dan merasakan hidup ini ada artinya. Perjuangan kita dapat dilihat dari hal kecil, berjuang untuk menahan kantuk saat pelajaran Agama misalnya. Nah, jika ada yang masih belum tahu tujuan hidupnya, maka temukanlah sesuatu untuk diperjuangkan. Misalnya ide, hak-hak, perdamaian dunia. Iya itu terlalu berat memang. Dalam kehidupan sehari-hari juga ada, contohnya cinta, ataupun persahabatan.
Pada tulisan kali ini saya ingin bercerita tentang perjuangan saya menulis tulisan tentang perjuangan. Lihat saja pukul berapa saya post tulisan ini. Iya, saya berjuang melawan rasa malas. Saya berani sumpah, ini lebih sulit dari menghitung logaritma. Sekilas tentang diri saya, saya cenderung sulit untuk memulai dan mengakhiri. Jadi, saya akan kesulitan untuk mulai bekerja, namun di tengah-tengah pekerjaan, saya akan sulit berhenti, inginnya bekerja terus. Entah gejolak hormon dari mana. Ok kembali lagi, jadi sebenarnya saya sudah berencana mengerjakan tulisan ini sehari setelah ditugaskan, namun ternyata saya harus mengikuti LDKS yang menyita waktu sampai 3 hari. Alhasil, tulisan ini saya kerjakan last minute. Karena saya pikir, yang ingin saya tulis toh sudah ada di otak saya, tinggal diketik. Namun, saya yang keras kepala ini tidak peduli dengan fakta bahwa saya sulit memulai pekerjaan. Saya abaikan fakta itu. Benar saja, sepulang sekolah, yakni pukul 5 sore, terbesit di pikiran saya untuk mulai menulis. Tapi apa daya, rasa lapar lebih berkuasa. Akhirnya saya makan dulu. Setelah makan dan beristirahat yang tergolong tidak sebentar, saya tahu bahwa saya harus berjalan ke ruang kerja, menyalakan laptop dan mulai mengetik, namun saya tidak bergerak sejengkal pun. Malah saya main hp sambil memikirkan kapan saya akan mulai menulis. Malam semakin dingin, posisi saya sudah hampir mendekati ruang kerja. Iya saya tau yang harus saya lakukan adalah berjalan ke sana, tapi saya malah duduk di ruang tamu, main hp lagi. Hingga jam menunjukkan pukul 9 malam lah saya baru berada di ruang kerja. Saya buka laptop, buka safari, saya ketik url, dan yang saya ketik url youtube. Iya kesel ya. Habis 30 menit saya youtube-an. Rasa kantuk mulai muncul. Lalu saya ingat, tidak ada jam kosong besok, jadi tidak bisa mengerjakan di sekolah lagi seperti minggu lalu. Daripada dikeluarkan dari kelas Pak Doni, yasudah saya paksakan.
Saya yang tidak becus dalam hal multitasking memaksakan diri saya untuk mampu melakukan dua hal dalam waktu yang bersamaan. Free call sambil ngetik. Iya, tidak berjalan mulus memang, tapi saya berhasil. Karena kadang suara saat free call tidak terlalu jelas, momen itu saya gunakan untuk menulis. Saya sengaja karena tidak ingin melewatkan keduanya. Belum lagi berpikirnya. Saya kalau sudah berpikir suka tiba-tiba termenung. Belum lagi memikirkan hal lain. Sulit. Belum lagi istirahat mata dan jari-jari seenaknya saya. 15 menit saya habiskan mendengarkan lagu dari laptop. Ketika jam telah menunjukan pukul 12 saya mulai gerak cepat. Dalam 5 menit mungkin saya bisa menguap 3-5 kali. Tapi tetap saya paksakan. Saya tidak ingin tidur karena tidak ingin kualahan besok. Lebih baik tidak tidur sekarang. Lalu saya baru ingat, ohiya, harusnya beli Kratindaeng dulu. Yasudahlah jauh.
Akhirnya pukul 2 pagi tulisan ini selesai, dengan kondisi saya harus berada di sekolah jam 6 pagi hari itu juga. Apakah saya tidur? Kantung mata dan raut wajah saya mengatakan segalanya.
Ya, jadi itu dia. Saya selalu berjuang melawan rasa malas ini agar tidak merugikan saya di kemudian hari. Saya mengorbankan waktu istirahat, namun itu sudah konsekuensi yang saya sadari. Tidak apa-apa. Solusi dari cerita ini, jika kalian memang ingin malas atau melakukan hal apa saja, sadari dulu konsekuensi macam apa yang akan kalian dapat dan bagaimana cara kalian mengatasinya, agar perjuangan kalian tidak sia-sia. Terima kasih. Saya Nata, sampai jumpa minggu depan.
No comments:
Post a Comment